Tekanan Darah Tinggi atau Hypertensi pada Usia Remaja

Tekanan Darah Tinggi atau HypertensiTekanan darah tinggi atau hypertensi bisa terjadi pada siapa saja dan tidak hanya berlaku pada orang dewasa saja, namun bisa juga terjadi pada usia remaja.

Pengertian tekanan darah sendiri yaitu ketika darah mengalami tekanan pada saat jantung memompa darah untuk mengaliri organ tubuh kita melalui pembuluh darah arteri.

Alat Pengukur Tekanan Darah
Alat pengukur tekanan darah dikenal tensimeter air raksa, tensimeter digital maupun stetoskop (alat untuk mengukur tekanan darah dengan mendengarkan denyut nadi).

Membaca tekanan darah dengan dua ukuran yaitu:
• Ukuran pertama dengan melihat berapa tekanan yang dialami darah karena denyut jantung, hal ini dikenal dengan istilah tekanan sistole.

• Ukuran kedua yaitu dengan melihat berapa tekanan yang terjadi pada darah disela-sela pemompaan jantung atau dengan istilah tekanan diastole.

Waktu dan tempat yang tepat mengukur tekanan darah
Sehingga untuk melakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya dalam posisi berbaring ataupun duduk dan denyut bekerja dalam keadaan normal (tubuh dalam keadaan rileks).

Tempat yang baik untuk mendeteksi tekanan darah pada daerah lengan atas dan pergelangan kaki.

Contoh pembacaan tekanan darah
Contoh pembacaan pengukuran tekanan darah, ketika hasil tensi darah menunjukkan 120/80 mmhg menujukkan bahwa tekanan sistolenya 120mmhg dan tekanan diastolenya adalah 80mmhg.

Ukuran normal tekanan berdasarkan usia
Untuk mengetahui normal atau tidaknya tekanan darah didasarkan pada usia seseorang. Perubahan tekanan darah juga biasanya dipengaruhi oleh suhu, Volume darah dalam tubuh, denyut jantung, kekentalan darah, kelainan organ jantung, waktu, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, aktivitas fisik, stres dll.

– Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg
– Usia 1 – 6 bulan : 90/60 mmHg
– Usia 6 – 12 bulan : 96/65 mmHg
– Usia 1 – 4 tahun : 99/65 mmHg
– Usia 4 – 6 tahun : 160/60 mmHg
– Usia 6 – 8 tahun : 185/60 mmHg
– Usia 8 – 10 tahun : 110/60 mmHg
– Usia 10 – 12 tahun : 115/60 mmHg
– Usia 12 – 14 tahun : 118/60 mmHg
– Usia 14 – 16 tahun : 120/65 mmHg
– Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg
– Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg

BACA:  Resiko obesitas dan berat badan yang berlebihan pada kehamilan

Dengan melihat ukuran normal tekanan darah diatas, kita dapat mendeteksi tekanan darah kita, normal atau tidak. Ketidak normalan ini bisa merujuk pada tekanan darah rendah (Hypotensi) dan tekanan darah tinggi (Hypertensi).

Hypertensi sendiri, kita dapat menggolongkannya kedalam tiga tinggkatan yaitu :

  • Hypertensi berat : Tekanan darah antara 180 – 209/110-119 mmHg
  • Hypertensi sedang : Tekanan darah antara 160 – 169/100-109 mmHg
  • Hypertensi rendah : Tekanan darah antara 140 – 159/ 90-99 mmHg

Bahaya yang dapat ditimbulkan hypertensi pada kesehatan.

1.Kerusakan pada pembuluh darah arteri.

Salah satu bahaya yang ditimbulkan hypertensi yaitu kerusakan pada pembuluh darah arteri pada lengan dan tungkai kaki seseorang.

Gejala terjadinya kerusakan pada pembuluh darah arteri seperti rasa nyeri saat berdiri atau berjalan dalam jangka lama. Pada tingkat yang lebih berat, tubuh terasa kesemutan bahkan bisa menyebabkan lengan ataupun pada tungkai kita mati rasa dan tidak dapat digerakkan lagi.

2. Kelainan Jantung.

Tingginya kadar garam dalam darah merupakan salah satu penyebab hypertensi. Menderita hypertensi dalam jangka lama dapat meningkatkan beban kerja jantung sehingga menyebabkan kelainan pada jantung seperti pembesaran jantung (Kardiomegali).

Kelainan ini jantung ini berupa pembesaran ruang jantung baik pada Atrium (ruang jantung atas) maupun pada ventrikel (ruang jantung bawah).

BACA:  Meningkatkan Tekanan Darah dengan Aloe Vera

Kelainan jantung tersebut biasanya tidak menimbulkan gejala seperti rasa sakit atau nyeri, namun pada stadium lanjut keluhan mulai dirasakan ketika organ jantung telah mengalami tingkat keparahan seperti gagal jantung dan atau matinya sel-sel jantung.

3. Stroke

Salah satu penyakit yang bisa dipicu oleh hypertensi adalah penyakit stroke. Stroke merupakan disfungsi otak karena kurangnya pasokan darah dan oksigen ke otak yang menyebabkan sel-sel saraf mengalami kerusakan.

Dampak dari kerusakan sel-sel saraf pada otak seperti disfungsi gerak pada salah satu anggota tubuh, penurunan level kesadaran dan lain sebagainya.

Pada penderita stroke biasanya tekanan sistoliknya melebihi 180 mmHg dan tekanan diastolik diatas 120 mmHg.

4. Gangguan Fungsi Ginjal

Menderita Hypertensi jangka lama bisa menyababkan gagal ginjal kronis, apalagi jika penderita tersebut juga mengidap penyakit diabetes.

Gejala gangguan pada fungsi ginjal bisa berupa rasa sakit disekitar pinggang tanpa sebab yang jelas, sesak nafas, sering buang air kecil, warna urin kuning pekat dan berbusa, bau mulut, tubuh sering merasa kedinginan dll.

5. Kerusakan saraf mata

Kerusakan saraf mata bisa disebabkan oleh penyakit hypertensi yang dalam dunia medisnya disebut retinopati hipertensif. Hal ini disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pembuluh darah kecil pada bagian dalam bola mata dan juga saraf pada mata.

Kerusakan saraf mata ini bisa menyebabkan kebutaan permanen, namum pada kondisi lain seperti diabetes juga bisa menyebabkan hal ini.

Hypertensi pada usia remaja memiliki dampak yang sama orang dewasa. Bahaya hypertensi sangat besar dan bisa menimbulkan kematian.
Oleh karena itu selalu memeriksa tekanan darah agar tetap normal dan stabil bisa menjaga anda agar terhindar dari beberapa jenis penyakit kronis lainnya.