Stres Dan Pengaruhnya Pada Otak

Stres Dan Pengaruhnya Pada OtakPengaruh stres tidak hanya mengganggu pikiran dan suasana hati kita. Menderita stres dalam jangka panjang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke bahkan dapat merusak sel-sel otak.

Meskipun pengaruh stres terhadap otak belum terurai secara lengkap, namun pada beberapa penelitian laboratorium dengan menggunakan tikus ditemukan bahwa sel-sel otak pada tikus tersebut melemah dan pada akhirnya menyebabkan kematian dari sel-sel otak tikus tersebut.

Hal ini diyakini pula bahwa kejadian pada tikus tersebut juga dapat terjadi pada manusia. Dan untuk melihat lebih jauh apa saja efek stres terhadap otak, berikut ini pembahasannya.

Stres Dan Pengaruhnya Pada Otak

1.Kerusakan Sel Otak

Ketika tubuh mengalami stres maka tubuh melepaskan hormon glukokortikoid dalam otak yang secara bertahap melemahkan sel-sel otak dan pada akhirnya membunuh sel-sel otak tersebut.

Adrenalin yang dilepaskan selama stres menyebabkan penderitanya merasa gelisah dan bingung. Dan ketika adrenalin ini tidak dikeluarkan maka dapat mengakibatkan kelebihan produksi glukokortikoid.

2. Stres Berlebihan Dapat Melemahkan Memori
Peningkatan atau tingginya glukokortikoid dalam jangka panjang dapat melemahkan memori dan membuat sulitan bagi ujung saraf yang lebih tua untuk berhubungan dengan sel-sel otak baru. Hal ini juga membuat semakin sulitnya untuk mengirim dan menerima informasi sehingga menyebabkan kehilangan memori jangka pendek.

BACA:  Mengenal Trauma Inhalasi Pada Luka Bakar

Dengan alasan ini pula maka stres adalah salah satu alasan yang menginduksi timbulnya demensia dan Alzheimer pada manusia.

3. Penyusutan Otak

Stres mengambil jalan pintas pada otak, sehingga menyebabkan wilayah hippocampus menyusut selama periode waktu. Kondisi ini lebih sering terlihat pada korban trauma dan kekerasan. Penyusutan otak ini menyebabkan penderitanya kesulitan untuk fokus dan mengingat kejadian-kejadian yang pernah dilihat atau dialaminya.

4. Menyebabkan stroke

Stres secara dapat mengurangi sirkulasi darah di otak menurun drastis sehingga meningkatkan kemungkinan menderita stroke. Saraf dan pembuluh darah mulai menyusut secara bersamaan akan menghalangi pasokan darah, oksigen dan nutrisi ke otak. Dan pada kondisi ini akan menunda kemampuan otak untuk menyembuhkan dirinya sendiri dengan cepat.

5. Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Ketika penurunan suplai darah keotak menurun drastis akibat stres maka hal yang sama juga mengurangi suplai darah mencapai jantung untuk kembali dipompa. Kondisi ini merupakan hal yang sangat serius dan dapat membahayakan keseimbangan hati, mengurangi kadar oksigen dan darah.

BACA:  Apa Penyebab Neutropenia ?

Karena otak mengkonsumsi 20% dari total oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh, jika otak dan tubuh selalu kekurangan oksigen maka pada gilirannya akan menyebabkan jantung berdebar, sesak napas sehingga sulit bagi penderitanya untuk bernapas.

Banyak orang yang menderita stres juga menderita jantung berdebar-debar dan beberapa penyakit lainnya.

Menyebabkan Depresi

Stres sangat mempengaruhi pelepasan endorfin atau hormon kesenangan sehingga membuat penderitanya lekas marah dan mudah tersinggung.

Pngaruh stres yang kedua adalah stres dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol pada otak yang akan mempengaruhi metabolisme secara keseluruhan, sehingga membuat orang depresi cenderung lesu dan pasif.

Satu-satunya cara untuk mengurangi efek stres pada otak, adalah untuk berurusan dengan isu-isu yang dapat menyebabkan anda menjadi tegang atau stres. Olah raga secara rutin serta mempraktekkan gaya hidup sehat akan membuat kita terhindar dari masalah stres.